k Gua Hira: Tempat Turunnya Wahyu Pertama

Menu Tag

Memuat artikel terbaru...

Gua Hira: Tempat Turunnya Wahyu Pertama

Gua Hira merupakan salah satu tempat yang paling mulia dan bersejarah dalam peradaban Islam. Terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 2 mil atau 3 kilometer di sebelah utara Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, gua ini menjadi saksi bisu peristiwa besar dalam sejarah kenabian. Di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Lokasi dan Kondisi Geografis

Gua Hira adalah gua kecil yang puncaknya berbentuk seperti punuk unta, dengan ketinggian sekitar 640 meter dari permukaan laut. Untuk mencapai gua ini, seseorang harus mendaki bebatuan terjal yang membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam. Bagian dalam gua ini tidak terlalu luas, hanya cukup untuk shalat beberapa orang saja. Dari dalam gua, jemaah dapat melihat pemandangan Kota Makkah dari kejauhan, terutama Masjidil Haram.

Peristiwa Turunnya Wahyu Pertama

Sebelum diangkat menjadi nabi, Muhammad SAW sering menyendiri di Gua Hira. Beliau merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari hiruk pikuk kehidupan Kota Makkah yang penuh dengan kebiasaan jahiliyah. Pada saat itu, usia beliau mendekati 40 tahun.

Pada suatu malam di bulan Ramadhan, yang kemudian dikenal sebagai Lailatul Qadar, saat Muhammad SAW sedang beribadah di Gua Hira, Malaikat Jibril datang dan memerintahkan beliau untuk membaca.

"Bacalah!" kata Jibril.

Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Jibril memeluknya erat-erat hingga Muhammad merasa sesak, kemudian melepaskannya dan kembali berkata, "Bacalah!"

Muhammad tetap menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Jibril kembali memeluknya erat-erat, melepaskannya, dan berkata untuk ketiga kalinya, "Bacalah!"

Muhammad masih dengan jawaban yang sama, "Aku tidak bisa membaca."

Akhirnya, Jibril membacakan ayat-ayat pertama dari Surah Al-Alaq:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Artinya:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq: 1-5)

Peristiwa ini menandai awal mula kenabian Muhammad SAW dan dimulainya syiar Islam. Ayat-ayat tersebut bukan hanya perintah membaca, tetapi juga penekanan pada pentingnya ilmu pengetahuan dan peradaban yang diawali dengan membaca.

Pentingnya Gua Hira dalam Sejarah Islam

Gua Hira memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Ia adalah tempat permulaan risalah kenabian, di mana cahaya Islam mulai terpancar. Kunjungan ke Gua Hira sering menjadi bagian dari ziarah bagi para jamaah haji dan umrah, meskipun tidak termasuk dalam rukun atau wajib haji/umrah. Para peziarah yang datang ke Gua Hira ingin merasakan kembali suasana khusyuk dan bersejarah di tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama.


Post a Comment

0 Comments