A. Teks Hadis Lengkap
Berikut adalah teks lengkap hadis ini sebagaimana diriwayatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ"
(Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian puasanya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahim ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan kebaikannya, maka sungguh ia telah diharamkan (dari kebaikan yang banyak).")
B. Takhrij Global (Ijmali)
Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama hadis besar dalam kitab-kitab mereka:
* Imam Ahmad dalam Musnad.
* Imam An-Nasa'i dalam Sunan An-Nasa'i.
* Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 'ala Ash-Shahihain.
* Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman dan Sunan Al-Kubra.
Penting: Meskipun hadis ini sahih dan sangat populer, perlu dicatat bahwa dengan lafaz lengkap ini, hadis ini TIDAK DITEMUKAN dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Namun, bagian-bagian dari hadis ini (seperti pembukaan pintu surga, penutupan pintu neraka, dan pembelengguan setan) diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dengan lafaz yang sedikit berbeda.
C. Takhrij Terperinci (Tafsili)
* Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad, Musnad Abu Hurairah; (2/385) (hadis nomor 8963), dari jalur Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al-Maqburi, dari Abu Hurairah.
* Diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dalam Sunan An-Nasa'i, Kitab Puasa, Bab "Fadhail Ramadhan"; (4/129) (hadis nomor 2107), dari jalur Muhammad bin Al-Mutsanna, dari Abdul Wahhab, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdillah. Lafaz dari Jabir ini sedikit berbeda namun maknanya sama. An-Nasa'i juga meriwayatkan bagian-bagian hadis ini dari Abu Hurairah di jalur lain, seperti (4/129) (hadis nomor 2108) dari Qutaibah, dari Malik, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah.
* Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 'ala Ash-Shahihain, Kitab Puasa; (2/65) (hadis nomor 1498), dari jalur Abu Abdillah Ash-Shaffar, dari Abu Al-Abbas Ash-Shagani, dari Muhammad bin Al-Hasan Al-Farisi, dari Muhammad bin Katsir, dari Al-Auza'i, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah.
* Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman, Bab "Fadhail Ramadhan"; (5/209) (hadis nomor 3320), dari jalur Abu Abdillah Al-Hafizh, dari Abu Al-Abbas Al-Ashamm, dari Al-Hasan bin Ali bin Affan, dari Abdullah bin Numair, dari Al-Auza'i, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah.
Dirasah Sanad (Studi Sanad)
Kami akan menganalisis jalur yang dinilai sahih oleh Al-Hakim dan disetujui Adz-Dzahabi, yaitu jalur Muhammad bin Katsir dari Al-Auza'i dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah.
A. Biografi dan Kedudukan Perawi
* MUHAMMAD BIN KATSIR ASH-SHAN'ANI (Wafat 223 H/837 M)
Ia adalah Muhammad bin Katsir Ash-Shan'ani. Seorang hafizh dan tsiqah (terpercaya). Beliau meriwayatkan dari Al-Auza'i.
* Yahya bin Ma'in berkata: "ثقة" (Terpercaya).
* Abu Hatim Ar-Razi berkata: "صدوق" (Jujur).
* Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة ثبت" (Terpercaya, kokoh).
* Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Tsabit (Terpercaya, Kokoh).
* Yaraji': Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 8, hlm. 28. Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 10, hlm. 556. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 481.
* AL-AUZA'I (ABDURRAHMAN BIN AMR) (Wafat 157 H/774 M)
Ia adalah Abdurrahman bin Amr bin Muhammad Al-Auza'i, Abu Amr. Seorang imam besar, ahli fiqih, dan hafizh dari Syam. Beliau adalah salah satu imam yang empat.
* Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "الأوزاعي إمام في الفقه والحديث" (Al-Auza'i adalah imam dalam fiqih dan hadis).
* Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة جليل" (Terpercaya, agung).
* Kesimpulan keadaannya: Imam, Tsiqah Jalil (Imam, Terpercaya, Agung).
* Yaraji': Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 5, hlm. 411. Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 7, hlm. 107. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 350.
* AZ-ZUHRI (MUHAMMAD BIN MUSLIM BIN UBAYDILLAH) (Wafat 124 H/742 M)
Ia adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab Az-Zuhri Al-Madani. Seorang imam besar, tabi'in, dan ahli hadis yang sangat terkemuka. Hafalan dan ketelitiannya sangat diakui.
* Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "أحسن الناس حديثاً وأجودهم إسناداً" (Orang yang paling baik hadisnya dan paling bagus sanadnya).
* Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "فقيه حافظ متقن" (Ahli fiqih, hafizh, sangat teliti).
* Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Hafizh Mutqin Faqih (Terpercaya, Hafizh, Sangat Teliti, Ahli Fiqih).
* Yaraji': Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 7, hlm. 235. Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 5, hlm. 326. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 484.
* ABU SALAMAH BIN ABD AR-RAHMAN (Wafat 94 H/713 M)
Ia adalah Abdullah bin Abd Ar-Rahman bin Auf Az-Zuhri Al-Madani. Salah satu tabi'in besar, ahli fiqih, dan tsiqah (terpercaya). Beliau adalah salah satu dari tujuh fuqaha Madinah.
* Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة فقيه" (Terpercaya, ahli fiqih).
* Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Faqih (Terpercaya, Ahli Fiqih).
* Yaraji': Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 5, hlm. 103. Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 4, hlm. 293. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 288.
* ABU HURAIRAH RADHIYALLAHU ANHU (Wafat 59 H/679 M)
Beliau adalah Abd Ar-Rahman bin Shakhr Ad-Dausi, salah satu sahabat Nabi ﷺ yang paling banyak meriwayatkan hadis. Beliau dikenal dengan pengorbanannya dalam menyertai Nabi ﷺ dan menyampaikan hadis.
* Yaraji': Ibnu Abd Al-Barr, Al-Isti'ab fi Ma'rifah Al-Ashab, jilid 4, hlm. 1763. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, jilid 7, hlm. 343.
Hukum Hadis
A. Penilaian terhadap Sanad
Berdasarkan analisis terhadap perawi dalam jalur Muhammad bin Katsir dari Al-Auza'i dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, semua perawi dari awal sanad hingga Abu Hurairah adalah tsiqah (terpercaya) dan kokoh hafalannya, termasuk Al-Auza'i, Az-Zuhri, dan Abu Salamah yang merupakan imam-imam besar. Sanad ini bersambung, perawi adil dan dhabit, serta tidak ada syudzuz atau illah.
B. Muta'aba'at dan Syawahid
Bagian-bagian dari hadis ini, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan dibelenggunya setan di bulan Ramadhan, memiliki syawahid yang kuat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yang menguatkan makna umum hadis ini dan menunjukkan keasliannya. Misalnya, hadis riwayat Abu Hurairah dalam Bukhari (hadis no. 1899) dan Muslim (hadis no. 1079) yang menyatakan: "إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ" (Apabila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu).
C. Kesimpulan Hukum Hadis
Para ulama klasik seperti Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 'ala Ash-Shahihain (2/65, hadis nomor 1498) telah menilai hadis ini "صحيح الإسناد على شرط مسلم والبخاري" (sahih sanadnya sesuai syarat Muslim dan Bukhari), dan Adz-Dzahabi (wafat 748 H) menyetujui penilaian ini dalam Talkhis Al-Mustadrak beliau.
Oleh karena itu, hadis "قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ" adalah Shahih (Sahih).
التعليق على Hadis
Hadis ini merupakan salah satu hadis yang sangat agung dan komprehensif mengenai keutamaan dan karakteristik bulan Ramadhan. Ia berfungsi sebagai pengumuman akan kedatangan bulan suci ini dan rangkuman keutamaan-keutamaannya yang besar.
A. "قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ" (Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi)
* Pengumuman Kedatangan: Lafaz "قَدْ جَاءَكُمْ" adalah pengumuman gembira akan kedatangan bulan Ramadhan. Ini menunjukkan bahwa bulan ini adalah tamu istimewa yang patut disambut dengan suka cita dan persiapan.
* Bulan yang Diberkahi: Ramadhan disebut "bulan yang diberkahi" (شَهْرٌ مُبَارَكٌ) karena keberkahan di dalamnya melimpah ruah. Keberkahan ini mencakup peningkatan pahala amal ibadah, ampunan dosa, rahmat Allah yang turun, dan berbagai kebaikan lainnya yang tidak ditemukan di bulan lain.
B. "افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ" (Allah telah mewajibkan atas kalian puasanya)
* Bagian ini menegaskan kembali bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mukallaf (memenuhi syarat) dan tidak memiliki uzur syar'i. Kewajiban ini datang langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, menunjukkan betapa agungnya ibadah ini.
C. "تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ" (Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahim ditutup, dan setan-setan dibelenggu)
* Penyemangat Ibadah: Kondisi spiritual di bulan Ramadhan sangat optimal. Dibukanya pintu surga adalah dorongan besar bagi mukmin untuk beramal saleh. Ditutupnya pintu neraka adalah bentuk perlindungan Allah bagi hamba-Nya yang beriman.
* Kondisi Spiritual yang Optimal: Dibelenggunya setan-setan utama (مردة الشياطين) mengurangi godaan dan bisikan jahat secara drastis, sehingga umat Islam lebih mudah untuk fokus beribadah, meningkatkan kualitas ketaatan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini bukan berarti setan sepenuhnya tidak ada, namun pengaruh dan kemampuan mereka untuk menyesatkan berkurang secara signifikan.
D. "فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ" (Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan)
* Ini merujuk pada Lailatul Qadar, malam yang sangat agung yang pahala ibadahnya setara dengan ibadah selama seribu bulan (sekitar 83 tahun). Keberadaan malam ini adalah salah satu keutamaan terbesar Ramadhan, sebuah anugerah khusus bagi umat Nabi Muhammad ﷺ.
E. "مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ" (Barangsiapa diharamkan kebaikannya, maka sungguh ia telah diharamkan [dari kebaikan yang banyak])
* Ini adalah peringatan keras bagi mereka yang menyia-nyiakan bulan Ramadhan. Jika seseorang melewatkan kesempatan besar untuk meraih keberkahan, ampunan, dan pahala di bulan yang begitu istimewa ini—terutama kesempatan Lailatul Qadar—maka ia telah kehilangan kebaikan yang sangat besar yang mungkin tidak akan datang lagi dalam hidupnya. Ungkapan ini menunjukkan penyesalan dan kerugian yang amat besar bagi orang yang lalai di bulan Ramadhan.
Hadis ini secara keseluruhan merupakan pengingat yang kuat akan kemuliaan Ramadhan dan urgensi untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, menginspirasi umat Islam untuk merangkul bulan ini dengan penuh kekhusyukan dan kesungguhan dalam beribadah.
Apakah Anda memiliki hadis lain yang ingin saya teliti?
0 Comments