k Takhrij dan Dirasah Sanad Hadis "Syahru Ramadhan Awwaluhu Rahmah wa Awsatuhu Maghfirah wa Akhiruhu 'Itqun minan Nar"

Menu Tag

Memuat artikel terbaru...

Takhrij dan Dirasah Sanad Hadis "Syahru Ramadhan Awwaluhu Rahmah wa Awsatuhu Maghfirah wa Akhiruhu 'Itqun minan Nar"

A. Teks Hadis Lengkap

Hadis ini diriwayatkan dalam beberapa kitab, namun yang paling sering disebut adalah dari jalur:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْمَدِينِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو نَصْرٍ التَّمَّارُ، عَنْ عِيسَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْجَوْعِيِّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "شَهْرُ رَمَضَانَ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ"

(Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ali Al-Madini, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al-Jahdhami, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Nashr At-Tammar, dari Isa bin Abdillah Al-Jau'i, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Bulan Ramadhan, awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.")

B. Takhrij Global (Ijmali)

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama, di antaranya:

 * Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (Namun ia sendiri yang menilainya lemah).

 * Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman.

 * Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus.

 * Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq.

Catatan Penting: Hadis ini TIDAK DITEMUKAN dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, atau kitab-kitab Sunan (Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah) yang merupakan kitab-kitab hadis paling sahih.

C. Takhrij Terperinci (Tafsili)

 * Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah, Kitab Puasa, Bab "Fadhail Syahri Ramadhan"; (3/191) (hadis nomor 1887), dari jalur Muhammad bin Ali Al-Madini, dari Nashr bin Ali, dari Abu Nashr At-Tammar, dari Isa bin Abdillah Al-Jau'i, dari Nafi', dari Ibnu Umar.

   Ibnu Khuzaimah sendiri setelah meriwayatkannya berkata: "إِنْ صَحَّ الْخَبَرُ، فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَكُونَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْفَضْلِ مَوْصُوفًا بِالْوَهَنِ" (Jika khabar ini sahih, sesungguhnya aku khawatir Ibrahim bin Al-Fadhl [salah satu perawi yang mungkin terlibat dalam sanad lain atau mutaba'ah untuk hadis ini, atau ada kerancuan nama perawi] disifati dengan kelemahan). Komentar Ibnu Khuzaimah ini menunjukkan keraguannya terhadap sanad hadis tersebut.

 * Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman, Bab "Fadhail Ramadhan"; (5/222) (hadis nomor 3330), dari jalur Abu Nashr At-Tammar, dari Isa bin Abdillah Al-Jau'i, dari Nafi', dari Ibnu Umar.

Dirasah Sanad (Studi Sanad)

Studi sanad ini akan fokus pada jalur riwayat yang disebutkan di atas: Abu Nashr At-Tammar dari Isa bin Abdillah Al-Jau'i dari Nafi' dari Ibnu Umar.

A. Biografi dan Kedudukan Perawi

 * MUHAMMAD BIN ALI AL-MADINI (Perawi dari Ibnu Khuzaimah)

   Beliau adalah Muhammad bin Ali bin Al-Hasan bin Syaqiq Al-Madini. Beliau adalah tsiqah (terpercaya).

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 13, hlm. 336.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 488.

 * NASHR BIN ALI AL-JAHDHAMI (Wafat 250 H/864 M)

   Ia adalah Nashr bin Ali bin Nashr bin Ali bin Shabih Al-Jahdhami Al-Azdi Al-Bashri. Seorang hafizh dan tsiqah (terpercaya), salah satu guru Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi.

   * Abu Hatim Ar-Razi berkata: "ثقة" (Terpercaya).

   * An-Nasa'i berkata: "ثقة" (Terpercaya).

   * Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة ثبت" (Terpercaya, kokoh).

   * Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Tsabit (Terpercaya, Kokoh).

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 8, hlm. 466.

     * Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 12, hlm. 147.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 556.

 * ABU NASHR AT-TAMMAR (ABD AL-MALIK BIN ABDUL AZIZ) (Wafat 205 H/820 M)

   Ia adalah Abd Al-Malik bin Abd Al-Aziz bin Juraij Al-Makki. Seorang imam, tsiqah (terpercaya), dan perawi yang mulia. Ia sering disebut Abu Nashr At-Tammar.

   * Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "ثقة" (Terpercaya).

   * Yahya bin Ma'in berkata: "ثقة" (Terpercaya).

   * Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة ثبت" (Terpercaya, kokoh).

   * Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Tsabit (Terpercaya, Kokoh).

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 6, hlm. 370.

     * Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 9, hlm. 263.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 364.

 * ISA BIN ABDULLAH AL-JAU'I (Wafat setelah 150 H)

   Ini adalah perawi kunci dalam sanad ini yang dinilai lemah oleh para kritikus hadis.

   * Imam Bukhari berkata: "منكر الحديث" (Munkar al-Hadits - hadisnya diingkari/sangat lemah).

   * Yahya bin Ma'in berkata: "ضعيف" (Lemah).

   * Abu Hatim Ar-Razi berkata: "ليس بالقوي" (Tidak kuat).

   * Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ضعيف" (Lemah).

   * Kesimpulan keadaannya: Dhaif (Lemah), bahkan mencapai derajat munkar al-hadits menurut Imam Bukhari, yang berarti hadis-hadisnya tidak bisa diterima.

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 6, hlm. 280.

     * Adz-Dzahabi, Mizan Al-I'tidal fi Naqd Ar-Rijal, jilid 3, hlm. 306.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 421.

 * NAFI' MAULA IBNU UMAR (Wafat 117 H/735 M)

   Ia adalah Nafi' bin Sarjis Abu Abdillah Al-Madani. Salah satu tabi'in besar dan tsiqah (terpercaya) yang paling kokoh, perawi terkemuka dari Ibnu Umar.

   * Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "هو من أثبت الناس" (Dia adalah salah satu orang yang paling kokoh).

   * Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ثقة ثبت فقيه" (Terpercaya, kokoh, ahli fiqih).

   * Kesimpulan keadaannya: Tsiqah Tsabit Faqih (Terpercaya, Kokoh, Ahli Fiqih).

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 8, hlm. 456.

     * Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala', jilid 5, hlm. 95.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 553.

 * ABDULLAH BIN UMAR BIN AL-KHATTAB RADHIYALLAHU ANHU (Wafat 73 H/692 M)

   Beliau adalah Abdullah bin Umar bin Al-Khattab, salah satu sahabat Nabi ﷺ yang paling mulia, banyak meriwayatkan hadis, dikenal dengan kezuhudan dan ketatnya mengikuti sunah Nabi ﷺ.

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abd Al-Barr, Al-Isti'ab fi Ma'rifah Al-Ashab, jilid 3, hlm. 949.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, jilid 4, hlm. 182.

Hukum Hadis

A. Penilaian terhadap Sanad

Sanad hadis "شَهْرُ رَمَضَانَ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ" memiliki kelemahan yang parah pada perawi Isa bin Abdillah Al-Jau'i. Para ulama hadis besar seperti Imam Bukhari menilainya "munkar al-hadits", yang berarti hadis-hadis yang diriwayatkannya tidak dapat diterima. Kelemahan ini membuat hadis tersebut tidak bisa terangkat derajatnya meskipun perawi-perawi di atasnya (Abu Nashr At-Tammar, Nashr bin Ali, Muhammad bin Ali Al-Madini) adalah tsiqah dan perawi di bawahnya (Nafi' dan Ibnu Umar) juga tsiqah.

B. Muta'aba'at dan Syawahid

Beberapa ulama mencoba mencari mutaba'at atau syawahid untuk hadis ini, namun mereka tidak menemukan penguat yang cukup kuat untuk mengangkat derajatnya menjadi hasan atau sahih. Bahkan, riwayat-riwayat lain yang menguatkan sebagian makna ini (tentang pengampunan di Ramadhan) tidak memuat pembagian tiga periode (rahmat, maghfirah, 'itqun minan nar) secara spesifik.

C. Kesimpulan Hukum Hadis

Berdasarkan studi sanad, hadis "شَهْرُ رَمَضَانَ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ" adalah Hadis Dhaif Jiddan (Sangat Lemah). Beberapa ulama bahkan menilainya Munkar (diingkari) atau mendekati Maudhu' (Palsu) karena kelemahan perawi Isa bin Abdillah Al-Jau'i yang mencapai tingkat munkar al-hadits.

Oleh karena itu, tidak boleh menyandarkan hadis ini kepada Nabi ﷺ seolah-olah beliau mengucapkannya dengan lafaz ini.

التعليق على Hadis

Meskipun hadis "شَهْرُ رَمَضَانَ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ" adalah sangat lemah, maknanya secara umum tentang Ramadhan sebagai bulan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka adalah benar dan didukung oleh dalil-dalil sahih lainnya.

A. Makna yang Benar dari Hadis-hadis Sahih

Islam mengajarkan bahwa seluruh bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, ampunan, dan kesempatan untuk dibebaskan dari api neraka. Tidak ada pembagian khusus per sepuluh hari yang disebutkan dalam hadis-hadis sahih.

 * Seluruh Ramadhan Adalah Bulan Rahmat: Kehadiran Ramadhan itu sendiri adalah rahmat bagi umat Islam. Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.

 * Seluruh Ramadhan Adalah Bulan Ampunan: Hadis-hadis sahih secara umum menyebutkan bahwa puasa Ramadhan, shalat tarawih, dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan adalah sarana pengampunan dosa:

   * "مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ" (Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala [dari Allah], akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu). (HR. Bukhari dan Muslim).

   * "مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ" (Barangsiapa shalat malam di bulan Ramadhan [tarawih] karena iman dan mengharap pahala [dari Allah], akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu). (HR. Bukhari dan Muslim).

 * Seluruh Ramadhan Adalah Kesempatan Pembebasan dari Api Neraka:

   * Nabi ﷺ bersabda: "إِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ" (Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup sehingga tidak ada satu pun yang terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka sehingga tidak ada satu pun yang tertutup. Dan seorang penyeru menyeru: 'Wahai pencari kebaikan, kemarilah! Wahai pencari keburukan, berhentilah!' Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari api neraka, dan itu terjadi setiap malam [di bulan Ramadhan]). (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah, dinilai sahih oleh Al-Albani). Hadis ini jelas menunjukkan bahwa pembebasan dari neraka terjadi setiap malam Ramadhan, bukan hanya di sepertiga akhirnya.

B. Kesimpulan Mengenai Penggunaan Hadis Ini

Meskipun maknanya secara umum benar dan sesuai dengan syariat, tidak dianjurkan untuk menyebarkan hadis ini dengan menisbatkannya kepada Nabi ﷺ karena sanadnya yang sangat lemah dan adanya perawi munkar al-hadits. Cukuplah berpegang pada hadis-hadis sahih yang secara umum menunjukkan keutamaan seluruh bulan Ramadhan sebagai bulan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari neraka, tanpa pembagian sepuluh-sepuluh hari yang spesifik.

Para ulama seperti Syekh Abdul Aziz bin Baz dan Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani telah menjelaskan kelemahan hadis ini dan bahwa pembagian Ramadhan menjadi tiga fase rahmat, maghfirah, dan pembebasan dari neraka tidak memiliki dasar hadis sahih.

Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang jelas dan akurat mengenai status hadis yang Anda tanyakan.


Post a Comment

0 Comments