k Takhrij dan Dirasah Sanad Hadis "Allahumma Barik Lana fi Rajab wa Sya'ban"

Menu Tag

Memuat artikel terbaru...

Takhrij dan Dirasah Sanad Hadis "Allahumma Barik Lana fi Rajab wa Sya'ban"

Hadis yang Anda sebutkan, "اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان" (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan), adalah salah satu doa yang populer dibaca menjelang Ramadhan. Penting untuk melakukan takhrij dan dirasah sanad untuk mengetahui kedudukan hadis ini dalam ilmu hadis.

A. Teks Hadis Lengkap

نَصُّ الْحَدِيثِ كَامِلاً بِالْحَرَكَةِ مِنْ أَوَّلِ الْإِسْنَادِ إِلَى آخِرِ الْحَدِيثِ:

"حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بْنُ أَبِي الرُّقَادِ، قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادٌ النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ."

(Telah menceritakan kepada kami Zaidah bin Abi Ar-Ruqad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ziyad An-Numairi, dari Anas bin Malik, ia berkata: Adalah Rasulullah ﷺ, apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.")

B. Takhrij Global (Ijmali)

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama hadis, di antaranya:

 * Imam Ahmad dalam Musnad.

 * Al-Bazzar dalam Musnad.

 * Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Awsath.

 * Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman.

 * Abu Nu'aim Al-Isbahani dalam Hilyat Al-Auliya'.

C. Takhrij Terperinci (Tafsili)

Berikut adalah rincian takhrij hadis berdasarkan urutan periwayatan terdekat dan kemudian berdasarkan tingkat kesahihan kitab (jika relevan):

 * Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad, Musnad Anas bin Malik; (4/170) (hadis nomor 2346).

 * Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam Musnad, Musnad Anas bin Malik; (13/217) (hadis nomor 6780).

 * Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Awsath, (4/189) (hadis nomor 3939).

 * Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman, Bab Puasa Ramadhan; (3/357) (hadis nomor 3534).

 * Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Al-Isbahani dalam Hilyat Al-Auliya' wa Thabaqat Al-Ashfiya', (6/269).

Dirasah Sanad (Studi Sanad)

Studi sanad ini akan fokus pada sanad yang paling sering disebutkan dalam kitab-kitab hadis, yaitu jalur Zaidah bin Abi Ar-Ruqad dari Ziyad An-Numairi dari Anas bin Malik.

A. Biografi dan Kedudukan Perawi

 * ZAIDAH BIN ABI AR-RUQAD (Wafat sekitar abad ke-2 H/8 M)

   Nama lengkapnya adalah Zaidah bin Abi Ar-Ruqad, Abu Ma'mar. Ia meriwayatkan dari Ziyad An-Numairi. Yang meriwayatkan darinya adalah Sulaiman bin Abi Dawud, Abd Al-A'la bin Hammad, dan lainnya. Para ulama hadis secara umum menilai ia sebagai perawi yang sangat lemah. Imam Bukhari berkata: "منكر الحديث" (Mungkar hadisnya). Abu Hatim Ar-Razi menyatakan: "مضطرب الحديث عن زياد النميري" (Hadisnya kacau dari Ziyad An-Numairi). An-Nasa'i berkata: "ليس بثقة" (Bukan orang yang terpercaya). Ibnu Hibban memasukkannya dalam Kitab Al-Majruhin dan berkata: "ينفرد عن زياد النميري بالمناكير التي لا أصول لها" (Ia menyendiri dari Ziyad An-Numairi dengan riwayat-riwayat mungkar yang tidak ada asalnya). Adz-Dzahabi dalam Mizan Al-I'tidal menyebutnya: "ضعيف" (Lemah). Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ضعيف" (Lemah). Ini menunjukkan kesepakatan ulama bahwa ia adalah perawi yang lemah dan hadisnya tidak dapat diterima jika menyendiri.

   * Kesimpulan keadaannya: Dhaif (Lemah), terutama jika meriwayatkan hadis-hadis mungkar secara menyendiri.

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 3, hlm. 593.

     * Ibnu Hibban, Kitab Al-Majruhin min Al-Muhadditsin, jilid 1, hlm. 306.

     * Adz-Dzahabi, Mizan Al-I'tidal fi Naqd Ar-Rijal, jilid 2, hlm. 102.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 219.

 * ZIYAD AN-NUMAIRI (Wafat sekitar abad ke-2 H/8 M)

   Nama lengkapnya adalah Ziyad bin Abdullah An-Numairi Al-Bashri. Ia meriwayatkan dari Anas bin Malik, Al-Hasan Al-Bashri, dan lainnya. Yang meriwayatkan darinya adalah Zaidah bin Abi Ar-Ruqad, Ismail bin Umayyah, dan lainnya. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama hadis mengenai kedudukannya. Yahya bin Ma'in berkata: "ليس بشيء" (Tidak bernilai apa-apa) dan dalam riwayat lain "ضعيف" (Lemah). Abu Hatim Ar-Razi menyatakan: "شيخ صالح لا بأس به" (Seorang syaikh yang saleh, tidak ada masalah dengannya). Abu Dawud berkata: "ليس به بأس" (Tidak ada masalah dengannya). Ibnu Hibban memasukkannya dalam Kitab Ats-Tsiqat (Kitab Perawi Terpercaya) namun juga menyatakan: "ربما أخطأ" (Terkadang melakukan kesalahan). Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqrib At-Tahdzib menyimpulkan: "ضعيف" (Lemah). Meskipun sebagian menilainya baik, mayoritas ulama besar cenderung melemahkannya atau menyatakan ia memiliki banyak kesalahan, terutama dalam periwayatannya dari Anas bin Malik.

   * Kesimpulan keadaannya: Dhaif (Lemah), dengan kecenderungan banyak kesalahan.

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abi Hatim Ar-Razi, Al-Jarh wa At-Ta'dil, jilid 3, hlm. 556.

     * Ibnu Hibban, Kitab Ats-Tsiqat, jilid 6, hlm. 331.

     * Adz-Dzahabi, Mizan Al-I'tidal fi Naqd Ar-Rijal, jilid 2, hlm. 94.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Taqrib At-Tahdzib, hlm. 216.

 * ANAS BIN MALIK RADHIYALLAHU ANHU (Lahir 10 tahun sebelum Hijrah - Wafat 93 H/711 M)

   Beliau adalah Anas bin Malik bin Nadhr Al-Anshari Al-Khazraji, seorang sahabat Nabi ﷺ yang mulia dan dikenal sebagai pelayan Rasulullah ﷺ selama sepuluh tahun. Beliau meriwayatkan banyak hadis dari Nabi ﷺ, menjadikannya salah satu mukatsirin (perawi yang banyak meriwayatkan hadis). Beliau hidup hingga usia yang sangat lanjut dan wafat di Bashrah.

   * Sumber Rujukan Biografi:

     * Ibnu Abd Al-Barr, Al-Isti'ab fi Ma'rifah Al-Ashab, jilid 1, hlm. 119.

     * Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, jilid 1, hlm. 166.

Hukum Hadis

A. Penilaian terhadap Sanad

Berdasarkan analisis terhadap para perawi dalam sanad hadis "اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان", dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini dhaif (lemah). Kelemahan ini berasal dari dua perawi utama:

 * Zaidah bin Abi Ar-Ruqad: Ia adalah perawi yang sangat lemah (dhaif jiddan), bahkan oleh sebagian ulama disebut munkar al-hadits. Riwayatnya secara menyendiri (tafarrud) tidak dapat diterima.

 * Ziyad An-Numairi: Meskipun tidak sekuat Zaidah, ia juga dinilai lemah dan banyak melakukan kesalahan oleh mayoritas kritikus hadis, termasuk Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Gabungan kelemahan kedua perawi ini membuat sanad hadis tidak memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai hasan apalagi shahih.

B. Muta'aba'at dan Syawahid

Para ulama hadis telah meneliti jalur-jalur hadis ini. Meskipun diriwayatkan oleh beberapa imam besar, semua jalur riwayat tersebut kembali kepada sanad yang sama dengan dua perawi bermasalah ini, yaitu Zaidah bin Abi Ar-Ruqad dan Ziyad An-Numairi. Ini berarti hadis ini tidak memiliki muta'aba'at (jalur paralel yang menguatkan dari perawi lain yang terpercaya) yang dapat mengangkat derajatnya.

Tidak ditemukan pula syawahid (hadis lain dengan lafaz berbeda namun makna serupa) yang sahih yang dapat menguatkan bagian doa ini secara spesifik.

C. Kesimpulan Hukum Hadis

Berdasarkan studi sanad yang mendalam, hukum hadis "اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان" adalah Dhaif (lemah). Hadis ini tidak dapat dijadikan hujjah dalam penetapan hukum syariat atau amalan khusus yang disunnahkan secara spesifik di bulan Rajab dan Sya'ban, meskipun substansi doa memohon keberkahan dan disampaikan ke Ramadhan adalah hal yang baik secara umum.

التعليق على الحديث (Komentar terhadap Hadis)

Meskipun hadis ini secara sanad lemah, substansi doa memohon keberkahan pada bulan-bulan sebelum Ramadhan dan berharap dapat bertemu Ramadhan adalah hal yang baik dan sesuai dengan semangat syariat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut bulan mulia. Tidak ada larangan untuk berdoa dengan lafaz ini atau yang semisalnya, selama tidak meyakini bahwa doa ini berasal dari Nabi ﷺ secara sahih. Ini termasuk dalam kategori doa mutlaq (doa umum) yang dibolehkan.

A. Makna Doa

Doa ini mengandung permohonan kepada Allah:

 * "اللهم بارك لنا في رجب وشعبان": Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban. Keberkahan ini bisa berarti peningkatan kebaikan, kemudahan dalam beribadah, rezeki yang halal, dan segala hal yang mendatangkan manfaat di kedua bulan tersebut.

 * "وبلغنا رمضان": Dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan. Ini adalah permohonan agar diberikan umur panjang, kesehatan, dan kesempatan untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh ampunan dan rahmat, sehingga dapat melaksanakannya dengan sempurna.

B. Hubungan dengan Amalan di Bulan Rajab dan Sya'ban

Secara syariat, tidak ada amalan khusus yang disyariatkan di bulan Rajab atau Sya'ban berdasarkan dalil yang sahih, selain amalan-amalan umum seperti puasa sunah Senin-Kamis atau puasa ayyamul bidh. Bulan Rajab adalah salah satu dari bulan-bulan haram (suci), di mana perbuatan dosa sangat dilarang, dan ketaatan sangat ditekankan. Sementara bulan Sya'ban adalah bulan persiapan menuju Ramadhan, di mana Nabi ﷺ memperbanyak puasa sunah di bulan ini.

Oleh karena itu, meskipun hadis doa ini lemah, seorang muslim tetap dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak doa, dan mempersiapkan diri menyambut Ramadhan di bulan Rajab dan Sya'ban, bukan karena hadis ini, melainkan berdasarkan dalil-dalil umum tentang keutamaan beramal saleh.


Post a Comment

0 Comments